03.32

Teknik Public Speaking

TEKNIK PUBLIC SPEAKING


Berbicara didepan publik (entah itu memberikan sambutan, pidato atau presentasi bisnis), bagi sebagian orang menjadi sesuatu yang menakutan. Padahal, mau atau tidak mau kemungkinan besar kelak kita pasti akan dihadapkan pada kondisi tersebut. Maka, pengetahuan-pengetahuan dasar dan seni berbicara di depan publik (public speaking) perlu dikuasai betul agar ketika tampil terlihat meyakinkan dan percaya diri. Dalam melakukan komunikasi publik, ada beberapa hal yang perlu diketahui, diantaranya :


Unsur dalam Komunikasi :

1. Pengirim pesan (komunikator), dalam public speaking, soal komunikator ini terkait dengan sosok, penampilan, kharakter, maupun sikap yang nantinya perlu dilakukan ketika sedang berbicara kepada publik.
2. Pesan (message), terkait dengan materi atau substansi pembicaraan yang disampaikan kepada khalayak ramai (publik)
3. Media (chanel), dalam public speaking sering menggunakan media tatap muka yang biasa dalam sebuah acara besar (seminar, lokakarya, pelatihan)
4. Penerima pesan (komunikan), berkaitan dengan latarbelakang, umur atau status sosial khalayak yang dituju.
5. Umpanbalik (feed back). Pemahaman dan respon khalayak setelah diberikan pesan.

Hukum Komunikasi :

1. Respect (menghargai khalayak), langkah nyata yang perlu dilakukan adalah memberikan apresiasi kepada khalayak. Misalnya mengucapkan terimakasih telah berkenan hadir dalam acara yang dilangsungkan. Jika memang perlu melakukan kritik, tentu dengan cara yang halus, tidak frontal untuk menghindari munculnya sakit hati dan kekecewaan khalayak.
2. Empathy (menempatkan diri pada kondisi orang lain), rasa empati ini juga diwujudkan dengan menerima kritikan dan masukan yang diberikan oleh khalayak.
3. Audible (dapat didengarkan dengan baik), berkaitan dengan kemampuan mempersiapkan dan menggunakan peralatan yang ada, baik visual maupun audio.
4. Clarity (kejelasan pesan yang disampaikan), jangan sampai pesan menjadi bias dan multi tafsir. Penyampaiaan pesan tidak lama sehingga kefokusan menjadi hal yang penting. Hindarkan diri dari pembicaraan yang panjang dan melebar kemana-mana. juga diperlukan keterampilan mengatur intonasi suara, diselingi dengan anekdot (cerita-cerita yang lucu) sehingga suasana terbangun dengan baik dan tidak membosankan.
5. Humble (sikap rendah hati), sikap rendah hati ini diwujudkan dengan tidak merasa sok pintar dan tidak menggurui pendengar (khalayak).

Beberapa teknik public speaking yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut :

Saat persiapan :

1. Menyiapkan ringkasan materi, ini diperlukan agar point-point penting yang ingin disampaikan tidak lupa. Misalnya ucapan penghormatan kepada pimpinan, ucapan terimakasih kepada hadirin yang telah hadir, ucapan terimakasih kepada segenap panitia setelah itu masuk kepada inti kenapa acara dilakukan.
2. Memperhatikan penampilan, dalam public speaking penampilan adalah kesan pertama, walaupun sederhana yang penting terlihat rapi, rambut tertata dengan baik, tidak banyak batuk-batuk, tenang, tidak celingukan sana-sini.
3. Memastikan peralatan (audio visual) berfungsi dengan baik. Jika dalam sebuah acara yang besar tidak adanya peralatan yang mendukung, bisa jadi berakibat fatal dan kegiatan public speaking kita akan berantakan karena otomatis peserta tidak tahu (dengar) apa yang kita bicarakan. Bisa jadi, pembicara berbicara sendiri, khalayak juga sibuk membicarakan hal lain (tidak mendengarkan) karena memang tidak ada yang bisa didengarkan.
4. Datang ke pertemuan lebih awal, hal ini dilakukan untuk menguasai keadaan seperti berbicara pada peserta atau panitia yang ada, tentang siapa-saja audience yang nanti bakal mengikuti acara dan harapan apa yang ingin didapatkan dalam acara tersebut sehingga komunikator mempunyai gambaran kebutuhan audience.
5. Mengendorkan otot-otot untuk menghindari ketegangan dan rasa grogi. Kadang, kita memang telah menyiapkan sebelumnya dari segi materi dan penampilan kita. Tapi, kadangkala kita bisa kaget ketika acaranya dipersiapkan dengan cukup matang dan mewah. Kepanitiaannya juga terlihat professional sehingga kita bisa jadi tidak percaya diri dan merasa apa yang telah dipersiapkan sebelumnya ternyata belumlah cukup. Dalam dunia psikologi, sebelum tampil ke publik, kita perlu memposisikan otak kita pada kondisi alpha (kondisi gelombang otak dalam keadaan rileks). Caranya bisa menarik nafas dalam-dalam lalu mengeluarkannya pelan-pelan, membungkukkan badan untuk beberapa saat, batuk sekali, atau minum air putih (persiapan ini dilakukan diluar ruangan acara).

Saat Pelaksanaan :

1. Berjalan tegap ke podium acara sambil senyum kepada audience. Kalau ada orang penting dalam forum, menundukkan kepala untuk memberikan penghormatan diperlukan.
2. Mulailah dengan salam pembuka dan ucapan terimaksih kepada panitia atau hadirin yang telah berkenan membantu dan hadir dalam acara yang diadakan.
3. Bicaralah beberapa point saja karena peserta tidak akan mampu mengingat banyak point dalam satu waktu acara.
4. Tidak harus memfokuskan pada seluruh hadirin, fokuskan kepada mereka yang dirasa tertarik saja.
5. Perkaya topik pembicaraan dengan berita-berita terkini.
6. Selingi pembicaraan dengan anekdot (cerita lucu) agar tidak membosankan hadirin. Isinya, tentu disesuaikan dengan tema acara yang sedang dilangsungkan. Karena kalau tidak, kegagalan dalam melucu bisa menjadi bumerang tersendiri bagi pembicara bahkan bisa membuat malu pembicara yang akhirnya tidak lagi punya kepercayaan diri seperti yang telah dibangun sejak awal acara.
7. Usahakan ada interaksi yang baik antara pembicara dengan audience, misalnya dengan melontarkan pertanyaan yang berhubungan dengan topik yang sedang dibahas.
8. Mengingat waktu yang diberikan. Usahakan materi yang disampaikan tidak melebihi waktu yang disediakan, walaupun merasa masih cukup banyak materi yang ingin disampaikan.
9. Memberikan kesimpulan singkat materi yang diberikan agar bisa diingat kembali oleh hadirin. 10. Tutup acara dengan kata-kata yang berkesan dan menggugah.

0 komentar:

Posting Komentar